Wednesday, January 16, 2013

Makalah - Wawasan IPTEKS


INTEGRITAS DAN ASPEK ETIKA IPTEKS

Pendahuluan
            Integritas menurut Khalid Yaakub (1982) merupakan proses menyatupadukan secara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang mempunyai identiti yang umum dan tersendiri. Sedangkan menurut Mohd Salleh Lebar (1998), integrasi yang diterima atau yang biasa dikehendaki ramai adalah satu proses yang coba menyatupadukan masyarakat majmuk atau pelbagai  kaum dan mewujudkan pula pembentukkan  kebudayaan kebangsaan atau nasional yang tersendiri dikalangan mereka. Dari pernyataan diatas kita dapat mengambil garis besar tentang pengertian integritas yaitu suatu “proses menyatupadukan”.
            Frase “Etika Ipteks” jika diuraikan, Ipteks merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni. Sedangkan pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa­kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin­dari hal-hal tindakan yang buruk.
             Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas­kan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:
  • Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
  • Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
  1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
  2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions)
  3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral seba­gai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
  4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
 Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai­-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika.
Dengan demikian “Integritas dan Aspek Etika Ipteks” dapat kita artikan sebagai proses menyatupadukan secara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang mempunyai identiti yang umum dan dalam lingkup prinsip-prinsip moral dalam penggunaan ilmu,teknologi dan seni.
A. Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga
            Sebagaimana yang telah kita ketahui integritas merupakan menyatupaduakan atau menyatukan. Sehingga Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga memiliki maksud menyatukan atau menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. Frase “Dunia Segitiga” disini adalah sebagai berikut:

                                  
           Gambar diatas adalah gambar dunia segitiga yang terdiri dari Imam, Ihsan, Insan. Yang termasuk imam yaitu; Moralitas, Intelektuakitas, dan sensibilitas. Yang termasuk ihsan yaitu; Etika, Filsafat, dan Estetika. Dan, yang termasuk dalam insan  yaitu; Teknologi, Sains, dan Seni.
            Jika  kita mencermati gambar tersebut, keberadaan insan manusia berhubungan dengan erat dengan ihsan dan imam. Kata “ihsan” berkaitan dengan keikhlasan berbuat atau berkarya oleh karena kita sebagai manusia merasa didalam pengawasan yang maha kuasa pencipta alam semesta ini. Jadi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh karena kita sebagai insane sadar dan faham makna keberadaan diri kita sendiri yang diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini. Adapun kata “iman”, ini adalah konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara mendalam pada diri manusia namun dapat terpancar tak terhingga dan tanpa batas kekuatan. Keberadaannya yang bahkan dapat melalui batas-batas yang kongkrit sekalipun. Manusia yang memiliki nilai iman, maka intelektualitas, sensibilitas dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai satu bangunan yang tidak sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada.
v  Ipteks (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) dalam beberapa pandangan
1. Al-Fatabi sebagai cendikiawan islam pada zaman keemasan islam menyampaikan bahwa : ilmu yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik.
2.   Frederick ferre (1988) mengemukakan tentang pengertian teknologi. Menurutnya teknologi adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam dan manusia yang diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan.
3.   Hamka berpendapat bahwa seni yang setinggi-setingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnya kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.
Dari ketiga komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang utuh tidak lain adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai kebenaran (Ilmu pengetahuan), kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni adalah muara dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya saling membantu dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
 
B. Aspek Etika Ilmu, Teknologi dan Seni
            Berkaitan dengan pembatasan etika atas imu, teknologi dan seni, maka perlu jelas bagi kita bahwa yan dibatasi secara etis ialah cara memperoleh, cara pengujian dan cara penggunaan IPTEKS pada saat penerapannya dengan pihak lain.
            Etika IPTEKS merupakan hal yang penting, karena dengan adanya etika ipteks pengaruh-pengaruh negative dari ipteks dapat dibatasi.  Yang paling penting adalah etika yang menyangkut hidup mati orang banyak, masa depan,hak-hak manusia dan lingkungan hidup.
Seperti yang kita ketahui hasil-hasil dari pengembangan ipteks, selain memiliki sisi positif juga memiliki sisi negative. Dan untuk meredam sisi negative tersebut dibutuhkan usaha.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh negatif ipteks antara lain :
1.   Rehumanisasi
            Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan ipteks modern yang sangat cepat dengan berbagai cara. Kecepatan perkembangan ipteks sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan nilai-nilai agama, etika, hokum, dan kebijakan lebih lambat dari perkembangan ipteks, maka masalah in harus mendapat perhatian khusus. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahi maupun batin sehingga pembangunan dan pengembangan ipteks selalu harus selalu mengarah pada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karenanya semua fihak harus mengambil bagian dan berkontribusi positif didalamnya.
2.   Kemampuan memilih
            Dengan makin bayaknya kebolehjadian yang diakibatkan oleh ipteks, maka timbul kesukaran dalam memilih, meskipun pilihan relatif lebih sedikit daripada kebolehjadian. Pendidikan pada umumnyadiarahkan pada caraproduksi bukan pada cara konsumsi. Terkikisnya nilai-nilai menyebabkan menurunnya perbedaan antara yang mungkin dengan yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah sudah sangat susah dibedakan. Segala yang teknis yang akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring oleh nilai-nilai kemanusiaan artinya prinsip dasar yang esensi dari suatu hal maah terabaikan. Etika yang didukung oleh aspek moal keagamaan, social dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin dteliti dan dikembangkan, kemudian tidak dilakukan jika tidak manusiawi, tidak adil, tidak bermoral dan lain-lain.
3.   Arah perkembangan kemajuan
            Anomali yang ditimbulkan oleh perkemangan ipteks sekarang, akan mengakibatkan banyak ahli yang mempertanyakan apakah tepat cara-cara yang dipakai menuju kesejahteraan kuantitatif dan kemajuan material manusa. Beberapa ahli mengkonstalasi bahwa penyediaan kebutuhan material yang berlebihanpun tidak akan membawa kebahagiaan dan kesejahteraan, bahkan sebaliknya akan menimbulkan dekomposisi lingkungan, dehumanisasi dan ketegangan-ketegangan dalam interrelasi unsur-unsur dalam ekosistem, termasuk diantara sesame manusia.
4.   Revitalisasi
            Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru dimasa depan, sehingga diperlukan persiapan-persiapn yang menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara positif dan secara negative oleh factor-faktor dalam maupn luar negeri.

Post a Comment