Konduktor dan Isolator
Arus Listrik adalah nama
yang diberikan untuk aliran electron-elektron (atau pembawa/carrier muatan negative).
Elektron-elektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom sebagaimana bumi berputar mengelilingi matahari.
Seperti gambar dibawah ini:
Sebuah atom helium (He)
tunggal yang menampilkan kedua elektronnya mengelilingi inti atomnya.
Elektron-elektron berada pada satu kulit (shell),
tertahan di lintasan-lintasan orbitalnya karena adanya suatu gaya tarik menuju
inti yang mengandung proton-proton (pembawa muatan positif) dalam jumlah yang
sama besarnya dengan jumlah electron. Karena muatan-muatan yang sejenis akan
saling tolak menolak dan muatan-muatan yang berlawanan jenis akan saling tarik
menarik, electron-elektron yang bermuatan negative akan tertarik menuju
proton-proton yang bermuatan positif.
Elektron-elektron kulit terluar dari sebuah konduktor
dapat dengan mudah berpindah ke atom-atom yang bersebelahan dalam susunan
atom-atom yang membentuk substansi konduktor tersebut. Ini memungkinkan
substansi tersebut untuk menghantarkan listrik.
Contoh: logam seperti tembaga, perak, besi dan aluminium.
Sebaliknya, electron-elektron kulit terluar dari suatu
isolator terikat kuat pada atom-atom induknya dan perpindahan electron praktis
tidak mungkin terjadi. Ini yang
disebut isolator. Contoh: plastic, karet dan bahan-bahan
keramik.
Kabel listrik
adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator
dan konduktor.
Isolator disini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat
dari karet atau plastik, sedangkan konduktornya terbuat
dari serabut tembaga ataupun tembaga pejal. Kemampuan
hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan
hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik
ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar
arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik,
adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.
Konduktor adalah zat atau benda
yang dapat menghantarkan panas dengan baik. Contoh : logam (besi, baja, tembaga, aluminium, seng
dan lain lain), Kaca dan berlian
1.1 Jenis Bahan Konduktor
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor
harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik)
cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas)
cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai
konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari
tembaga atau aluminium yang diberi dalam
jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan
(smelting) atau pengelasan (welding).
1.2 Klasifikasi Konduktor
1.2.1
Klasifikasi konduktor menurut bahannya:
1. kawat logam biasa,
contoh: a. BBC (Bare Copper
Conductor).
b. AAC (All
Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy),
contoh: a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b.
kawat logam paduan (composite),
seperti:
kawat baja berlapis tembaga (Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis
aluminium (Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari
dua jenis logam atau lebih, contoh: ASCR
(Aluminum Cable Steel Reinforced).
1.2.2
Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat
padat yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
1.2.3. Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:
1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai
dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY
1.3 Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:
1.
karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN berselubung AAAC-S pada suhu
sekitar241-8:1981, untuk konduktor
70 mm C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus°30 adalah 275 A).
2. karakteristik listrik, yang menunjukkan
kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN
41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o
C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
1.3.2 Kriteria mutu penghantar
Konduktivitas logam penghantar sangat
dipengaruhi oleh unsur – unsure pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganyabanyak
berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur – unsur
pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi
sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas
listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi
kekuatan mekanis logam murni adalah rendah. Penghantar tenaga listrik,
selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga membutuhkan sifat mekanis dan
fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri.
Isolator adalah zat atau benda
yang tidak menghantarkan panas dengan baik. Contoh : karet, kayu, arang, plastik, styrofoam,
udara, air, ruang hampa udara, serbuk gergaji.
Bahan Isolator
Bahan untuk membuat isolator yang paling banyak
digunakan pada sistem distribusi antara lain :
1. Isolator Gelas
2. Isolator Keramik
Berdasarkan fungsinya isolator tediri dari 2 (dua) jenis
yaitu :
1. Isolator
tumpu : Type
RM dan Type N
2. Isolator penegang
: Type Chanpignon dan Type Afspan
Ukuran isolator dan pemakaiannya
No
|
Isolator
Type
|
Ukuran,
mm
|
Berat
|
Untuk
Kawat mm2
|
||||||
H
|
D
|
DI
|
d
|
h
|
f
|
ri
|
Kg
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Type RM I
Type RM II
Type RM III
Type N 95
Type N 80
Type N 60
Type champignon
Type penegang yg
Dinormalisasir (afspan isolator) DIN 8002
|
140
100
80
95
85
60
145
81
|
86
70
ign=”center”>60
95
80
60
120
102
|
59
51
40
66
54
40
82
91
|
21
17
11,5
22
19
17
23
23
|
49,5
32
30
38
31
25
|
4
3,5
3
9
6
5
4
7,5
|
12
8,5
7
9
6
|
0,91
0,45
0,26
0,55
0,36
0,13
0,45
0,55
|
50,70
16,25,35
6,10
95 s/d 150
16 s/d 70
6 s/d 10
|
Hal-hal yang
pelu diperhatikan pada waktu pemeriksaan / pemeliharaan isolator antara
lain :
• Kondisi fisik isolator
• Tempat kedudukan
isolator
• Pengikatan kawat pada
isolator
Cross Arm / Treverse
Cros arm berfungsi sebagi tempat dudukan isolator, menerima
beban tarikan atau tumpuan dari penghantar sehingga sering kedudukannya
menjadi berubah, memutar kesamping atau miring ke bawah sehingga jarak
antara penghantar dengan penghantar atau penghantar dengan tiang menjadi
berubah. Salah satu akibat dari hal-hal ini adalah terjadi hubungan singakt
antar penghantar dengan penghantar atau penghantar dengan tiang. Untuk mencegah
hal tersebut, pemeliharaan terhdap traverse sangat diperlukan pemeliharaan
tersebut antara lain :
• Memeriksa
kekurangan mur baut pengikat traverse ketiang
•
Memeriksa keadaan pelat kelainan traverse atau palang penyangga serta
kekurangan mur bautnya
• Memeriksa
adanya karat.
PemanfaatanKonduktor dan Isolator Panas
1. Pada peralatan
rumah tangga.
Contoh : kap lampu
dari plastik, setrika, ketel.
2.
Pada termos, terdapat ruang hampa udara yang mencegah perpindahan panas secara
konduksi dan konveksi.
3.
Di daerah yang kering dan panas, rumah rumah dibangun dari bata dan lumpur. Karena lumpur dan
bata merupakan isolator yang baik terhadap udara panas.
DAFTAR PUSTAKA
http://teknikelectronika.blogspot.com/2008/12/pengertian-konduktor.html,acces (9-09-09, pkl 14.30 wita)
(9-09-09, pkl 14.30 wita)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik,acces (9-09-09, pkl 14.30 wita)
http://dannybachdar.wordpress.com/2008/04/09/jenis-isolator/,acces (9-09-09, pkl 14.30 wita)
http://one.indoskripsi.com/3910,acces (9-09-09, pkl 14.30 wita)
Post a Comment