INTEGRITAS
DAN ASPEK ETIKA IPTEKS
Pendahuluan
Integritas
menurut Khalid Yaakub (1982) merupakan proses menyatupadukan secara budaya dan
sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang
mempunyai identiti yang umum dan tersendiri. Sedangkan menurut Mohd Salleh
Lebar (1998), integrasi yang diterima atau yang biasa dikehendaki ramai adalah
satu proses yang coba menyatupadukan masyarakat majmuk atau pelbagai kaum
dan mewujudkan pula pembentukkan kebudayaan kebangsaan atau nasional yang
tersendiri dikalangan mereka. Dari pernyataan diatas kita dapat mengambil garis
besar tentang pengertian integritas yaitu suatu “proses menyatupadukan”.
Frase
“Etika Ipteks” jika diuraikan, Ipteks merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Seni. Sedangkan pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa
Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Filsuf Aristoteles,
dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika,
sebagai berikut:
- Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
- Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para
filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
- Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
- Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions)
- Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
- Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak
yang lainnya,
antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya
membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika.
Dengan demikian “Integritas dan Aspek Etika Ipteks” dapat kita artikan
sebagai proses menyatupadukan secara budaya dan
sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang
mempunyai identiti yang umum dan dalam lingkup prinsip-prinsip moral dalam
penggunaan ilmu,teknologi dan seni.
A. Integritas Ipteks Dalam Dunia
Segitiga
Sebagaimana
yang telah kita ketahui integritas merupakan menyatupaduakan atau menyatukan.
Sehingga Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga memiliki maksud menyatukan atau
menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. Frase “Dunia
Segitiga” disini adalah sebagai berikut:
Gambar
diatas adalah gambar dunia segitiga yang terdiri dari Imam, Ihsan, Insan. Yang
termasuk imam yaitu; Moralitas, Intelektuakitas, dan sensibilitas. Yang
termasuk ihsan yaitu; Etika, Filsafat, dan Estetika. Dan, yang termasuk dalam insan
yaitu; Teknologi, Sains, dan Seni.
Jika kita mencermati gambar tersebut, keberadaan
insan manusia berhubungan dengan erat dengan ihsan dan imam. Kata “ihsan”
berkaitan dengan keikhlasan berbuat atau berkarya oleh karena kita sebagai
manusia merasa didalam pengawasan yang maha kuasa pencipta alam semesta ini.
Jadi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh
karena kita sebagai insane sadar dan faham makna keberadaan diri kita sendiri
yang diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini. Adapun kata “iman”,
ini adalah konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara mendalam pada diri
manusia namun dapat terpancar tak terhingga dan tanpa batas kekuatan.
Keberadaannya yang bahkan dapat melalui batas-batas yang kongkrit sekalipun.
Manusia yang memiliki nilai iman, maka intelektualitas, sensibilitas dan
moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai satu bangunan yang tidak
sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada.
v Ipteks
(Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) dalam beberapa pandangan
1. Al-Fatabi
sebagai cendikiawan islam pada zaman keemasan islam menyampaikan bahwa : ilmu
yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan
baik.
2. Frederick ferre (1988) mengemukakan
tentang pengertian teknologi. Menurutnya teknologi adalah kecerdasan pengalaman
praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam dan manusia yang diwujudkan
dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan.
3. Hamka berpendapat bahwa seni yang
setinggi-setingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnya kebenaran,
keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.
Dari ketiga
komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang utuh tidak lain
adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai
kebenaran (Ilmu pengetahuan), kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni
adalah muara dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya
saling membantu dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
B. Aspek Etika Ilmu, Teknologi dan
Seni
Berkaitan
dengan pembatasan etika atas imu, teknologi dan seni, maka perlu jelas bagi
kita bahwa yan dibatasi secara etis ialah cara memperoleh, cara pengujian dan
cara penggunaan IPTEKS pada saat penerapannya dengan pihak lain.
Etika
IPTEKS merupakan hal yang penting, karena dengan adanya etika ipteks
pengaruh-pengaruh negative dari ipteks dapat dibatasi. Yang paling penting adalah etika yang
menyangkut hidup mati orang banyak, masa depan,hak-hak manusia dan lingkungan
hidup.
Seperti yang kita ketahui
hasil-hasil dari pengembangan ipteks, selain memiliki sisi positif juga
memiliki sisi negative. Dan untuk meredam sisi negative tersebut dibutuhkan
usaha.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan
untuk meredam pengaruh negatif ipteks antara lain :
1. Rehumanisasi
Mengembalikan martabat manusia dalam
perkembangan ipteks modern yang sangat cepat dengan berbagai cara. Kecepatan
perkembangan ipteks sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi
yang bersangkutan. Perkembangan nilai-nilai agama, etika, hokum, dan kebijakan
lebih lambat dari perkembangan ipteks, maka masalah in harus mendapat perhatian
khusus. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahi maupun
batin sehingga pembangunan dan pengembangan ipteks selalu harus selalu mengarah
pada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah
dan batiniah. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban
manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karenanya semua
fihak harus mengambil bagian dan berkontribusi positif didalamnya.
2. Kemampuan
memilih
Dengan makin bayaknya kebolehjadian yang
diakibatkan oleh ipteks, maka timbul kesukaran dalam memilih, meskipun pilihan
relatif lebih sedikit daripada kebolehjadian. Pendidikan pada umumnyadiarahkan
pada caraproduksi bukan pada cara konsumsi. Terkikisnya nilai-nilai menyebabkan
menurunnya perbedaan antara yang mungkin dengan yang terjadi, bahkan mana yang
benar dan mana yang salah sudah sangat susah dibedakan. Segala yang teknis yang
akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring oleh nilai-nilai kemanusiaan
artinya prinsip dasar yang esensi dari suatu hal maah terabaikan. Etika yang
didukung oleh aspek moal keagamaan, social dan aspek-aspek yang terkait
seharusnya menentukan apa yang mungkin dteliti dan dikembangkan, kemudian tidak
dilakukan jika tidak manusiawi, tidak adil, tidak bermoral dan lain-lain.
3. Arah perkembangan kemajuan
Anomali yang ditimbulkan oleh perkemangan
ipteks sekarang, akan mengakibatkan banyak ahli yang mempertanyakan apakah
tepat cara-cara yang dipakai menuju kesejahteraan kuantitatif dan kemajuan
material manusa. Beberapa ahli mengkonstalasi bahwa penyediaan kebutuhan
material yang berlebihanpun tidak akan membawa kebahagiaan dan kesejahteraan,
bahkan sebaliknya akan menimbulkan dekomposisi lingkungan, dehumanisasi dan
ketegangan-ketegangan dalam interrelasi unsur-unsur dalam ekosistem, termasuk
diantara sesame manusia.
4. Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah
distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembangunan akan menuju ke suatu
kebudayaan baru dimasa depan, sehingga diperlukan persiapan-persiapn yang
menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara
positif dan secara negative oleh factor-faktor dalam maupn luar negeri.
Post a Comment